PARTICIPATION = VALUE ♡
Ada satu formula kehidupan yang selalu saya ingat dan saya terapkan. Formula itu adalah,
"Participation = Value" (baca: participation equals to value) yang artinya adalah, jika kita ingin mendapatkan hasil terbaik, maka kita juga harus memberikan yang terbaik dari diri kita.
Formula tersebut lebih familiar dengan istilah "tabur-tuai", yang juga terdapat dalam Galatia 6:7 "Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya."
Itulah mengapa saya menyukai kata "Rajin Usaha Tiada Henti" sebagai kepanjangan dari nama saya.
Jika bisa dikatakan, saya biasa melakukan sesuatu itu "tergantung mood". Kalau tidak dalam suasana hati yang baik, maka saya enggan melakukannya. Namun, saya merasa keren jika saya sudah mengetahui apa yang saya inginkan. Ya. Saya menerapkan formula tersebut, saya menjadi Rajin Usaha Tiada Henti.
***
Pada awal tahun 2022, saya membuat resolusi ingin menjadi Duta Bahasa Binus 2022. Walau saya tidak berharap banyak, saya tahu saya bisa memaksimalkan apa yang saya miliki.
Berikut adalah acara Duta Bahasa Binus 2022 yang bisa Anda saksikan.
Semifinal Duta Bahasa Binus 2022 - Grand Final Ruth Gracia Duta Bahasa Binus 2022 - Liputan Grand Final Duta Bahasa Binus 2022
Sebuah pencapaian baru terbuka. Saya akhirnya menjadi Terbaik I Duta Bahasa Binus 2022 sekaligus Duta Bahasa Binus 2022 Terfavorit.
![]() |
Ini foto saya menggunakan samir Terbaik I Duta Bahasa Binus 2022 |
![]() |
Yang ini samir Duta Bahasa Binus 2022 Terfavorit |
Dari ajang ini, saya menyadari bahwa ternyata memang benar, usaha keras tidak mengkhianati hasil. Saya juga menyadari bahwa saya berada di lingkungan yang positif dan juga suportif, karena saya mendapatkan banyak sekali dukungan dari keluarga, kerabat, teman-teman, bahkan guru-guru.
Apakah saya akan merasa sedih jika tidak memenangkan ajang tersebut?
Saya rasa kesedihan yang saya alami tidak akan berlangsung lama. Setidaknya saya akan merasa lega, karena saya bisa memperbesar kapasitas diri saya, karena sudah berusaha semaksimal mungkin. Walaupun tidak menang, itu bukan berarti usaha saya tidak cukup untuk mendapatkan juara. Namun itu karena ada orang lain yang juga berusaha dengan maksimal.
***
Tulisan pada blog kali ini tidak begitu panjang, karena saya hanya ingin berbagi nilai yang saya terapkan sekaligus mengabadikan prestasi saya di sini, hehe. Terima kasih sudah membaca. Semoga harimu menyenangkan!
Tertanda,
Rajin Usaha Tiada Henti.
'Our' Life as a Human ♡
Pernahkah kamu berpikir bahwa dunia ini sudah rusak?
Kalau ditanya karena siapa, pastilah karena ulah manusia.
Namun bila ditekan bahwa itu adalah ulah 'kita',
"Kita? Lu aja kali."
Di dunia ini ada banyak hal yang sangat kecil, namun bisa berubah menjadi sangat besar dalam jangka waktu yang sengaja tidak dipublikasikan oleh Sang Pencipta.
Salah satu hal yang sangat kecil tersebut adalah ketidakpedulian 'kita' sebagai manusia dalam hal membuang sampah.
Cokelat ♡
apa yang kamu pikirkan?
Apakah kamu akan mengisi kekosongan warna itu?
Ketika kamu melihat warna hitam di depanmu,
apa yang kamu pikirkan?
Bisakah kamu memberikan terang untuk warna itu?
Bagaimana kalau warna cokelat?
apa yang kamu pikirkan?
Apa kamu benar-benar menganggapnya sebuah warna?
Atau sebuah makanan?
Saya sendiri berpikir bahwa cokelat adalah warna yang bisa dimakan.
Rasanya manis,
dan saya suka.
.
Saya sendiri berpikir bahwa kamu adalah seseorang yang selalu saya perhatikan.
Senyumanmu manis,
dan saya suka.
Selalu setiap istirahat saya membeli jajanan yang mengandung unsur cokelat.
Dan saya sangat senang ketika orang lain memberikan saya cokelat.
Apalagi kalau yang memberi saya cokelat adalah orang yang saya suka.
Bayangkan, orang yang kamu suka memberikan sesuatu yang kamu suka.
It feels like we can fly without wing.
Jangan hanya dibayangin deh, didoakan saja semoga bisa benar terjadi.
adalah saat-saat dimana saya adalah seorang pecandu game.
Berat. Sangat sulit lepas.
Saking candunya, disaat ada pelajaran pun masih saya mainkan.
Smartphone saya sudah berkali-kali diambil dari saya dan menginap di sekolah.
Dan sekarang saya baru menyadari betapa bodohnya saya saat itu.
Di semester kedua,
saya menjadi seller diamond game yang saya mainkan.
Satu angkatan di sekolah saya yang juga bermain game yang sama, membeli diamond ke saya.
Hingga akhirnya suatu hari saya bertemu dengan buyer yang sangat maniak.
Dia selalu membeli dalam jumlah banyak,
dan terus menerus.
Mungkin saja dia sultan,
tapi saya tidak tega kalau uangnya habis hanya untuk sebuah permainan.
Saya selalu menolak ketika ia ingin membeli.
Tapi mungkin karena itu kami jadi dekat.
1 bulan sebelum Ujian Nasional,
saya memutuskan untuk benar-benar fokus ujian.
Saya tinggalkan semua kebiasaan buruk saya.
Saya bukan lagi seorang pecandu game.
Saya bukan lagi seorang seller.
Saya bukan lagi seorang yang selalu tidur larut untuk push rank.
Saya bukan lagi seorang yang selalu bangun kesiangan.
Dan saya adalah orang yang butuh semangat.
Di sekolah, saya selalu mencari orang yang sekiranya ketika saya memandangnya, saya jadi semangat.
Geli sih memang kedengarannya, tapi itulah kenyataannya.
Dan ternyata memang benar-benar ada,
seseorang yang kemudian menjadi salah satu orang yang saya suka,
memberikan sesuatu yang saya suka.
Cokelat.
Dan pemberinya adalah seorang buyer maniak.
Kalau diingat-ingat lagi, dulu saya sangat memprihatinkan.
Karena cokelatnya harus diambil sendiri dari kelasnya, jadi seakan-akan saya yang meng'apel'i.
Dan karena itu saya menjadi bahan cie-ciean teman di kelasnya,
"Masa cewe yang ngapel?"
2 Minggu sebelum Ujian Nasional,
dia menyatakan perasaannya pada saya dan bertanya apakah saya mau menjadi pacarnya atau tidak.
Saat itu saya sangat bingung,
karena saya sendiri punya artian kata 'suka' dalam makna yang berbeda-beda.
Dan kalau ditanya mau jadi pacar atau tidak,
saya akan memilih jawaban ya untuk orang yang saya sukai dalam artian saya benar-benar menyayanginya.
Bagi saya saat itu, sang buyer maniak itu adalah seseorang yang saya sukai dalam artian saya mengagumi kepribadiannya.
Tapi kemudian saya mencari masukan-masukan dari beberapa teman, dan saya juga bertanya,
"Kira-kira kalau punya pacar itu untuk apa?"
Dan jawaban yang paling berkesan saya dapatkan adalah,
"Pacar itu sebagai motivasi"
Jawaban itu akhirnya saya jadikan sebagai jawaban saya untuknya.
Akhirnya saya berpikir bahwa dialah motivator saya untuk Ujian Nasional nanti.
Kalau biasanya putus disaat-saat sebelum UN karena mau fokus UN, saya malah kebalikannya.
Dan benar saja, saya benar-benar semangat belajar setelah itu.
Pacaran saya saat itu sama sekali tidak ada kata romantis sepertinya.
Mungkin itu karena saya yang terlalu fokus pada tujuan berpacaran, yaitu sebagai motivator saya untuk Ujian Nasional.
1 Bulan setelah itu.
Saya sudah menjalani Ujian Nasional dengan lancar,
saya sangat lega,
karena setidaknya saya mengerjakan semuanya dengan usaha saya sendiri.
Hingga hari kelulusan tiba,
saya mulai berpikir bahwa tugas motivator saya sudah selesai.
Saya bilang padanya demikian,
dan mungkin dia merasa sedih saat itu.
Bodohnya saya saat itu yang masih lugu dan selalu berkata apa adanya pada orang lain.
Sampai akhirnya beberapa hari setelah kelulusan,
menjadi hari pertama dan terakhir kami nge-date.
Terakhir? Kenapa?
Orang tua saya amat sangat protektif.
Bulan Mei 2018 sedang ada bom di daerah Jakarta.
Padahal yang seharusnya saya menikmati masa-masa libur kelulusan saya,
saya tidak diperbolehkan kemanapun oleh orang tua saya.
Tapi akhirnya saya dijemput sama dia, dan dia ijin langsung ke orang tua saya.
Orang tua saya akhirnya mengizinkan, tapi tidak boleh sore-sore.
Pulangnya, saya sampai rumah jam 17:30, dan saya ditegur dan dinasehati panjang lebar oleh orang tua saya.
Saya merenungkannya,
dan besoknya saya putuskan dia.
Bukan karena masalah yang berat,
dan salah satunya karena tugasnya sebagai motivator sudah selesai.
Kami berpisah baik-baik.
Sampai akhirnya pengumuman hasil Ujian Nasional tiba.
Saya bersyukur,
dengan kemampuan saya yang bisa dibilang pas-pasan dan tobat saat 1 bulan sebelum ujian terlaksana,
hasilnya bisa dibilang cukup memuaskan.
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada motivator saya saat itu.
15TIMEWA ♡
Genaplah 15 tahun usiaku saat ini. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena masih memberikanku kesempatan untuk melanjuti kehidupanku di dunia ini dengan umurku yang ditambahkan lagi oleh-Nya.
Tidak ada yang tahu sampai kapan kita akan hidup di dunia ini.
Tidak ada yang tahu angka apakah yang menjadi akhir dari kehidupan kita.
Dan karena itu, terciptalah kalimat, "Selagi masih ada waktu"
Ya..
Gunakanlah waktu yang sudah diberikan-Nya untuk segala pekerjaan yang baik.
Aku pikir cuma batuk-batuk biasa, tapi entah kenapa sudah lebih dari 3 bulan, batuknya gabisa hilang.
Be on Time ♡
Selamat Tidur ♡
Bahan-bahan :
1. Air mendidih
2. 1 buah teh celup
3. Cangkir/Gelas/Mug
Langkah-langkah :
1. Buatlah 1 cangkir teh tawar alias tanpa gula. Untuk cara pembuatan teh bisa lihat disini.
2. Jika sudah tidak terlalu panas, minumlah teh yang sudah diseduh tadi dengan perlahan. Disarankan untuk melepaskan gadget jenis apapun, karena bisa memengaruhi efeknya.
3. Setelah selesai minum, badanmu akan terasa lebih rileks, begitu juga dengan otakmu.
4. Jangan lupa untuk mencuci cangkir teh tadi, dan sikat gigi.
5. Masuklah ke kamarmu, duduk di kasumu, lalu berdoa tidur.
6. Kamu bisa tidur dengan nyenyak^^
7. Selamat tidur ♡
~ ~ ~
Kepada Hati yang Baru ♡
Sebut saja ini adalah sekuel dari artikel sebelumnya, dari ‘PAHA LAMA’ menjadi ‘PAHA BARU’
Tolong jangan sepenuhnya menyalahkan diriku.